JMDN logo

Menulis Surat Cinta untuk Ayah dan Ibu

📍 Daerah
3 September 2025
7 views
Menulis Surat Cinta untuk Ayah dan Ibu

Bondowoso, 03/9 (ANTARA) - Anak-anak remaja itu tidak mampu menahan air matanya meleleh, saat mereka menulis surat cinta untuk disampaikan kepada orang tuanya.


Diiringi lagu lembut, dengan narasi "terima kasih ibu", mereka bersama-sama menulis surat dengan tulisan tangan, berisi catatan yang selama ini mungkin terabaikan dari hati dan pikiran anak, yakni mengingat semua kebaikan orang tuanya.


Pada kegiatan untuk memeriahkan Hari Menulis Surat Sedunia, pada Senin, 1 September 2025, para murid di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, itu difasilitasi oleh guru untuk mengungkapkan isi hati anak mengenai orang tua mereka.


Koordinator Guru Bimbingan Konseling (BK) SMA Negeri 2 Bondowoso Tutik Marwati mengaku terharu melihat banyak siswa menulis surat sambil menangis. Hal itu menunjukkan bahwa jiwa anak sangat tersentuh, terutama ketika diajak dan difasilitasi untuk mengingat semua kebaikan orang tuanya.


Karena itu, lewat surat cinta tersebut, orang tua diharapkan bisa lebih mengerti harapan dan keinginan anak. Karena banyak orang tua yang tidak ekspresif dalam mengungkapkan kasih sayangnya kepada anak, terutama ayah.


Dengan mengungkapkan perasaannya lewat surat, anak-anak bisa bebas menyampaikan perasaannya. Dan pada ujungnya, kedekatan psikologis antara anak dengan orang tua akan lebih kuat lagi.


Meskipun tidak ada metode khusus, yakni menulis surat cinta dalam penerapan bimbingan konseling bagi siswa, namun metode ini merupakan upaya untuk terus memperkuat tali jiwa antara anak dengan orang tua.


Kedekatan emosional anak dengan orang tua merupakan benteng tangguh jiwa seseorang, khususnya anak remaja, dalam menghadapi berbagai persoalan hidup, sehingga tidak mudah tergelincir pada perilaku negatif.


Bagi Tutik dan tim guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah menengah atas itu, sebetulnya banyak cara untuk mengikat tali batin anak dengan orang tua. Hanya saja, tim guru BK memanfaatkan momentum hari bersejarah, yakni Hari Menulis Surat Sedunia.


Karena berkaitan dengan literasi, maka tim guru Bimbingan Konseling kemudian berkoordinasi dengan guru Bahasa Indonesia, sekaligus kegiatan itu dijadikan sebagai ajang lomba.


Bagi Reinelda Qhair, salah satu guru Bahasa Indonesia yang mendampingi para siswa menulis surat cinta, kegiatan tersebut bukan sekadar melatih anak menumpahkan isi hatinya, tapi juga membiasakan mereka untuk mendiskripsikan perasaannya.


Para siswa juga akan terbiasa merangkai kalimat yang teratur dan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan untuk para orang tuanya, yang mungkin tidak bisa disampaikan secara lisan.


Sementara itu, Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Bondowoso Holifah Nurazizah mengapresiasi inisiatif dari para guru tersebut, yang tujuannya bermuara pada peningkatan kualitas pendidikan, bukan hanya dari aspek intelektual, tetapi juga menyentuh mental dan spiritual yang akan menjadi modal utama bagi anak-anak didiknya untuk menghadapi tantangan hidup di masa depan.


Karena kegiatan ini merupakan kolaborasi antara guru Bimbingan Konseling dengan guru Bahasa Indonesia, maka kegiatan menulis surat cinta kepada orang tua ini memiliki makna literasi, sekaligus sebagai sarana katarsis atau pelepasan beban jiwa.


Dengan dua target itu, yakni literasi dan pelepasan beban jiwa, maka anak-anak yang tidak bisa atau tidak biasa mengungkapkan perasaannya secara lisan kepada orang tua, bisa diganti dengan tulisan (surat cinta untuk ayah dan ibu).


Kegiatan tersebut juga memantik anak-anak milenial ini untuk membiasakan kembali menggunakan tradisi menulis secara manual agar kebiasaan itu tidak tergerus oleh budaya instan yang bertumpu pada akal imitasi (AI).


Kegiatan ini merupakan rangkaian dan berkelanjutan dari program lainnya di sekolah tersebut, seperti "Golden Future" yang telah dilaksanakan sebelumnya, yakni mengajak siswa untuk merancang mimpi masa depannya dan kemudian diceritakan kepada orang tua mereka yang diundang ke dalam kelas.


Pada November mendatang, sekolah itu akan memeriahkan hari ayah, dengan mengundang para bapak untuk datang ke sekolah. Semua kegiatan itu diarahkan untuk menguatkan mental dan karakter anak, dengan menguatkan ikatan emosional mereka dengan orang tuanya masing-masing.


Dari sisi program yang kini digaungkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), program menulis surat cinta ini juga merupakan implementasi dari pembelajaran mendalam, yakni menyentuh aspek kesadaran siswa, pembelajaran bermakna, dan pembelajaran menyenangkan.


Meskipun saat menulis surat cinta, para siswa terlihat menangis, hal itu bukan berarti mereka bersedih. Sebaliknya, tangis mereka adalah ekspresi dari kebahagiaan ketika mereka diajak mengingat semua kebaikan orang tua, sekaligus mengungkapkan rasa terima kasih dan rasa cinta seorang anak kepada orang tua.


Jika kegiatan ini menjadi kebiasaan bagi si anak, tentu tetap difasilitasi oleh sekolah, maka persoalan-persoalan perilaku menyimpang yang biasanya menimpa kaum remaja, dengan kondisi kejiwaan yang belum stabil, lambat laun akan teratasi karena anak-anak tersebut memiliki mentalitas atau karakter kuat dan biasa terbuka dengan orang tua.


Metode sederhana ini akan menjadi salah satu jalan bagi anak, sekolah, dan orang tua untuk menyiapkan kaum milineal itu memasuki gerbang Generasi Emas 2045. (ANTARA/Novi Husdinariyanto)

📬 Berlangganan Newsletter

Dapatkan berita terbaru seputar desa langsung ke email Anda.

Berita Populer

Berita Populer